Sabtu, 19 Januari 2013

PANCA SRADHA

https://docs.google.com/file/d/0Bw6jw6XKyFvXandJMk1MUV9Qc0E/edit

Panca Sradha adalah lima kepercayaan dalam agama hindu
Bagian-bagian Panca Sradha :
  • Percaya dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi (Widhi Sradha)
  • Percaya dengan adanya Atma (Atma Sradha)
  • Percaya dengan adanya Karma Phala (Karmaphala Sradha)
  • Percaya dengan adanya Punarbhawa atau Samsara (Punarbhawa Sradha)
  • Percaya dengan adanya Moksa (Moksa Sradha)
Penjelasan Bagian Panca Sradha :
1. Widhi Sradha
Widhi Sradha adalah keyakinan atau kepercayaan tentang kebenaran adanya Ida Sang Hyang Widhi.
Keyakinan tentang kebenaran adanya Ida Sang Hyang Widhi dapat dilakukan melalui ajaran Tri Pramana yaitu Agama (Sabda) Pramana, Anumana Pramana, dan Pratyaksa Pramana.

2. Atma Sradha
Atma Sradha adalah keyakinan tentang kebenaran adanya Atman. Dalam kitab Upanisad disebutkan bahwa “Brahman Atman Aikyam” yang artinya Brahman dan Atman itu adalah tunggal. Oleh karena itu, jelaslah Atma dapat diartikan percikan kecil dari Ida Sang Hyang Widhi yang ada di dalam setiap tubuh mahluk hidup. Ida Sang Hyang Widhi sebagai sumber dari atma itu maka Beliau disebut Parama Atma, dan sebagai intisari dari alam semesta ini disebut Adyatman.

3. Karma Phala Sradha
Karma Phala Sradha adalah keyakinan tentang kebenaran adanya karma phala atau hasil perbuatan. Setiap perbuatan baik (susila) atau perbuatan buruk (asusila) yang kita lakukan pastinya nanti akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita perbuat, perbuatan baik yang kita tanam maka hasil yang kita petik pun adalah hasil yang baik pula begitu juga sebaliknya. Karma phala inilah yang akan membawa roh kita setelah meninggal akan mendapatkan tempat yang bagaimana. Sang Hyang Yamadipati sebagai Dewa Dharma tentunya akan mengadili setiap manusia sesuai dengan perbuatannya selama masih hidup di dunia, apakah akan mendapat sorga atau neraka.
Tetapi sebagai umat Hindu tujuan kita yang utama adalah Moksa bukan sorga ataupun neraka, karena jika kita mendapat sorga atau neraka kita akan dilahirkan kembali di dunia tetapi jika kita bisa mencapai moksa kita akan mengalami kebahagiaan yang tertinggi karena atma kita telah bersatu dengan Brahman/ Ida Sang Hyang Widhi. Ada cara untuk membebaskan diri dari hukum karma yang terlalu mengikat diri kita oleh ikatan duniawi yaitu dengan cara mengubah perbuatan dan hasilnya menjadi yoga, mengubah perbuatan dan hasilnya menjadi yoga maksudnya segala perbutan dan hasil yang kita lakukan dan kita peroleh wajib dipersembahkan dahulu kepada Ida Sang Hyang Widhi,karena kita yakin semua yang ada dan akan ada berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.
Pembagian Karma Phala :
1. Sancita Karma Phala yaitu phala dari perbuatan kita yang terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih-benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang
2. Prarabda Karma Phala yaitu phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya
3. Kriyamana Karma Phala yaitu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang
4. Punarbhawa Sradha
Punarbhawa Sradha adalah keyakinan tentang kebenaran adanya kelahiran yang berulang-ulang. Ditinjau dari katanya punar berarti musnah atau hilang, sedangkan bhawa berarti tumbuh atau lahir jadi punarbhawa berarti lahir berulang-ulang/reinkarnasi/penitisan kembali/ samsara.
Kelahiran ini disebabkan oleh karma di masa kelahiran yang lampau. Jangka pembatasan dari samsara tergantung dari perbuatan baik kita di masa lampau (atita), yang akan datang (nagata) dan yang sekarang (wartamana).Adapun Punarbhawa tersebut merupakan suatu penderitaan yang diakibatkan oleh karma wesana dari kehidupan kita yang silih berganti. Tetapi janganlah memandang punarbhawa tersebut adalah negatif, karena melalui punarbhawa lah kita akan memperbaiki diri demi tercapainya tujuan kesempunaan hidup yang kita inginkan.
5. Moksa Sradha
Moksa Sradha adalah keyakinan tentang kebenaran adanya moksa. Moksa berasal dari bahasa Sansekerta  yaitu muks yang artinya bebas dari ikatan duniawi dimana jiwatman telah bebas dari siklus kelahiran dan kematian. Moksa inilah yang menjadi tujuan terakhir bagi umat Hindu. Moksa dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
  1. Samipya : suatu kebebasan yang dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia
  2. Sarupya (Sadharmya) : suatu kebebasan yang di dapat oleh sesesorang di dunia ini, karena kelahirannya, dimana kedududkan Atman merupakan suatu pancaran dari ke-Maha Kuasaan Tuhan
  3. Salokya : suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh Atman, di mana Atman itu sendiri telah mencapai kesadaran yang sama dengan Tuhan.
  4. Sayujya : suatu tingkatan kebebasan yang tertinggi, di mana Atman telah benar-benar bersatu dengan Brahman

Jalan-jalan menuju moksa :
Catur marga artinya empat jalan atau cara untuk menghubungkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa yaitu :
  1. Bhakti Marga
Bhakti marga adalah suatu cara atau jalan untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi , beserta manifestasinya, dengan cara sujud bhakti, menyucikan pikiran,  mengagungkan kebesaran-Nya dan menghindari diri dari segala perbuatan tercela. Bhakti dibagi atas dua tingkat, yaitu :
a. Apara bhakti
b. Para bhakti
Apara bhakti ialah cinta kasih yang perwujudannya masih lebih rendah dan dipraktekkan oleh mereka yang belum mempunyai tingkat kesucian yang tinggi .
Para bhakti ialah cinta kasih dalam perwujudannya yang lebih tinggi dan bisa dipraktekkan oleh orang yang jnananya tinggi dan kesuciannya sudah meningkat .
Bhakti marga adalah berupa penyerahan diri secara bulat kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan perasaan cinta kasih dan ketulusan. Istilah untuk orang yang melaksanakan ajaran Bhakti marga adalah Bhakta.
2. Karma Marga
Karma marga adalah cara/jalan untuk mencapai moksa dengan cara pengabdian atau kerja tanpa pamrih. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap manusia yang hidup di dunia ini dan yang ingin mencapai suatu kebebasan yang tertinggi, manusia tersebut seharusnya melakukan kegiatan/kerja yang didasari dengan perasaan tulus ikhlas tanpa mengikatkan diri pada hasilnya. Istrilah untuk orang yang melaksanakan ajaran Karma marga adalah Karmin.
3. Jnana Marga
Jnana marga adalah cara/jalan untuk mencapai moksa dengan ilmu pengetahuan, unsur kebijaksanaan sangat ditekankan dalam ajaran ini. Seseorang yang menganut ajaran jnana marga harus dapat membedakan mana sebaiknya yang harus dipikirkan demi tercapainya suatu kekekalan yang abadi (moksa). Istilah untuk orang yang menganut ajaran Jnana marga dapat pula disebut Jnanin.
4. Raja marga
Raja marga adalah cara/jalan untuk mencapai moksa dengan jalan melakukan tahapan-tahapan astangga yoga yang intinya adalah pengendalian diri dan pikiran secara berkelanjutan. Delapan tahapan yang harus dilalui dalam melakukan yoga/meditasi yang diajarkan oleh Bhagawan Patanjali yang lebih dikenal Astangga Yoga terdiri dari :
  • Yama         : pengendalian diri tahap pertama
  • Nyama       : pengendalian diri tahap lanjut
  • Asana        : mengatur sikap badan
  • Pranayama  : sikap mengatur nafas
  • Pratyahara   : sikap pemusatan indria
  • Dharana     : sikap pemusatan pikiran
  • Dhyana      : sikap pemusatan pikiran yang terpusat
  • Semadi       : meditasi tahap tinggi/penunggalan Atman dengan   Brahman
Selain empat jalan tersebut terdapat empat tujuan hidup yang dijalankan oleh ajaran Hindu yang diberi istilah Catur Purusa Artha yaitu Dharma, Artha, Kama,dan Moksa. Selain menjadi tujuan, Catur Purusa Artha merupakan cara/jalan untuk mencapai moksa itu sendiri.
Moksa juga dapat dibedakan lagi menjadi tiga jenis, menurut kebebasan yang dicapai oleh Atma yakni :
  1. Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh seseorang tetapi masih meninggalkan bekas berupa badan kasar
  2. Adi moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh seseorang dengan meninggalkan bekas berupa abu
  3. Parama moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh seseorang tanpa meninggalkan bekas
Dari penerangan di atas, diterangkan bahwa moksa dan cara untuk mencapai moksa itu adalah benar keberadaannya. Kita sebagai umat Hindu wajib mempercayainya karena itu merupakan tujuan hidup kita yang terakhir.https://docs.google.com/file/d/0Bw6jw6XKyFvXandJMk1MUV9Qc0E/edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar